Penyuntingan Naskah Novel Arunika yang Dilengkapi Audiobook

Penyuntingan naskah pada umumnya ada dua yaitu fiksi dan nonfiksi. Penyuntingan pada naskah fiksi khususnya novel dilakukan dengan tidak hanya berfokus pada kebahasaan namun juga pada penyajian unsur intrinsiknya, dalam hal ini pada naskah novel Arunika. Berbeda dengan karya fiksi lainnya, novel mengandung unsur cerita yang kompleks dan panjang, maka dari itu dibutuhkan peran penyuntingan untuk menjaga kepaduan dan kelogisan penyajian isi materi dalam naskah. Penyuntingan yang dilakukan dalam naskah novel Arunika untuk memperbaiki kelemahan dan kesalahan yang terdap pada naskah. Perbaikan perlu dilakukan utamanya dalam penyajian unsur intrinsik, kebahasaan, serta unsur parateks. Teori penyuntingan yang digunakan ialah penyuntingan mekanis dan penyuntingan substantif. Novel Arunika mengangkat genre aksi dengan pembaca sasaran usia 18 tahun ke atas. Kelemahan yang ditemukan dalam naskah Novel Arunika di antaranya penyajian tokoh dan penokohan, latar, alur, dan sudut pandang. Penyusunan unsur parateks yang dilakukan ialah penentuan nama penulis, kover, blurb, dan pengantar. Unsur parateks yang disiapkan bertujuan untuk menarik minat pembaca sasaran. Perbaikan yang dilakukan pada naskah telah disampaikan kepada pengarang novel Arunika dan menjadi materi pada laporan tugas akhir ini.