PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI BUAH TJAMPOLAY (POUTERIA CAMPECHIANA) SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN CENDOL

Tjampolay fruit (Pouteria campechiana) has been around since the Dutch colonial era. However, there is not much cultivation and processing of this fruit in Indonesia. Therefore, Tjampolay is quite potential to be developed as a food raw material. The purpose of this study was to provide an alternative use of Tjampolay fruit and test the acceptance of Tjampolay cendol from several aspects: taste, texture, color, and smell. Tjampolay cendol was made using the dough cooking method. The analysis was conducted using hedonic test method on 25 semi trained panelists at Politeknik Negeri Media Kreatif. The hedonic objective uses a level 5 Likert scale with the following information: (1) dislike, (2) less like, (3) quite like,
(4) like, and (5) very like. The results showed that the product with the first formulation of 10% and the second formulation of 20% Tjampolay Fruit got more favorable results compared to the control treatment in the aspects of taste, texture, color, and smell. The author hopes that readers will discover the great potential of Tjampolay Fruit to be used as a new innovation that attracts people's attention.

Buah Tjampolay (Pouteria campechiana) sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Tetapi, budidaya dan pengolahan buah ini belum banyak di Indonesia. Oleh karena itu, Tjampolay cukup potensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan alternatif penggunaan Buah Tjampolay serta melakukan pengujian penerimaan cendol Tjampolay dari beberapa aspek: rasa, tekstur, warna, dan aroma. Cendol Tjampolay dibuat dengan metode pemasakan adonan. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode uji hedonik pada 25 panelis semi terlatih di Politeknik Negeri Media Kreatif. Tujuan hedonik menggunakan skala likert level 5 dengan keterangan sebagai berikut: (1) tidak suka, (2) kurang suka, (3) cukup suka, (4) suka, dan (5) sangat suka. Hasil penelitian menunjukkan produk dengan formulasi pertama 10% dan kedua 20% Buah Tjampolay mendapatkan hasil yang lebih disukai dibandingkan dengan perlakuan kontrol dalam aspek rasa, tekstur, warna, dan aroma. Penulis berharap pembaca menemukan potensi besar Buah Tjampolay untuk digunakan sebagai inovasi baru yang menarik perhatian masyarakat.