PEMANFAATAN AMPAS TAHU MENJADI VEGETARIAN BITTERBALLEN UNTUK MENGURANGI FOOD WASTE

Pemanfaatan ampas tahu dimasyarakat masih kurang, kebanyakan ampas tahu langsung dibuang. Padahal ampas tahu masih bisa dimanfaatkan untuk pembuatan cemilan kekinian salah satunya vegetarian bitterballen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses ampas tahu menjadi bahan makanan yaitu tepung, menemukan formulasi terbaik vegetarian bitterballen berbahan ampas tahu dan mengetahui daya terima masyarakat terhadap vegetarian bitterballen berbahan ampas tahu. Penelitian ini mengacu pada resep dari buku “Snack It Up!!!” oleh Ayudiah Respatih dengan beberapa penyesuaian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa deskriptif kuantitatif dengan pelaksaan eksperimen, serta menggunakan uji hedonik untuk memberikan penilaian tentang aroma, rasa, tekstur, dan warna. Penulis menggunakan skala likert untuk mengukur tingkat kesukaan dengan skala 1-5 serta melibatkan 25 penelis semi terlatih. Pada penelitian ini formulasi yang mendapatkan nilai keseluruhan (Overall Acceptibility) paling tinggi adalah formulasi X (kontrol) yaitu sebesar 4,1 dari 5. Nilai keseluruhan formulasi Y2 (75% tepung ampas tahu dan 25% tepung terigu) paling mendekati dengan formulasi kontrol yaitu sebesar 3,92 dari 5 dengan tingkat penerimaan suka.

The utilization of tofu pulp in the community is still lacking usually, the tofu pulp is immediately discarded. Even though tofu pulp can still be utilized for making contemporary snacks, one of which is vegetarian bitterballen. This study aims to determine the process of tofu pulp into food ingredients, namely flour, find the best formulation of vegetarian bitterballen made from tofu pulp and determine the public acceptance of vegetarian bitterballen made from tofu pulp. This research refers to the standard recipe sourced from the book "Snack It Up!!!" by Ayudiah Respatih with some adjustments. The method used in this research is descriptive quantitative with the implementation of experiments, and using hedonic tests to provide an assessment of the color aroma, taste, and texture and using a Likert scale, which is a measurement to provide a level of preference on a scale of 1-5 and involves 25 trained panelists. In this study, the formulation that got the highest overall acceptability score was formulation X (control) which amounted to 4.1 out of 5. The overall value of formulation Y2 (75% tofu dregs flour and 25% wheat flour) was closest to the control formulation which amounted to 3.92 out of 5 with the acceptance rate like.