IMPLEMENTASI TEKNIK CETAK SABLON METODE DTF PADA KAUS DENGAN DESAIN ILUSTRASI BERTEMA BUDAYA BETAWI

The most widely used screen printing technique on T-shirts today is direct to film (DTF). T-shirts can be a means to share identity, knowledge, and culture in a unique and interesting way. Based on Google Trends analytical data on July 16, 2017-16 July 2022 with a comparison of keywords Betawi, Javanese, Sundanese, and Balinese, the interest for the keywords Betawi is only 7%. Thus, the relatively low interest in Betawi culture is interesting to implement on screen printing shirts using the direct to film (DTF) method. The purpose of this discussion is to find out how to design an illustration of Betawi culture and the implementation of the right screen printing technique using the DTF method on T-shirts. In addition to being a protector and body covering, T-shirts can be a medium to show one's existence and printed information media in the form of images or text on T-shirts which are usually called screen printing. The author collects data by observation, literature study, survey and interview methods, and testing methods. The test was carried out with 3 samples of screen printing t-shirts using 2 predetermined print setting parameters. The difference in the color results of the screen printing shirts is calculated using the L*a*b (∆E) formula. A washing test was also carried out to test the durability of the screen-printed T-shirt sample. In conclusion, from the three samples, the color produced by the DTF screen printing technique is different from the digital design color and the durability is not reduced after the washing test.

Teknik cetak sablon pada kaus yang paling banyak digunakan saat ini adalah direct to film (DTF). Kaus sablon dapat menjadi sarana untuk membagikan identitas, pengetahuan, dan budaya dengan cara yang unik serta menarik. Berdasarkan data analitik Google Trends pada 16 Juli 2017-16 Juli 2022 dengan perbandingan kata kunci Betawi, Jawa, Sunda, dan Bali menunjukkan minat untuk kata kunci Betawi hanya sebesar 7%. Dengan demikian minat terhadap budaya Betawi yang relatif rendah menarik untuk diimplementasikan pada kaus sablon dengan metode direct to film (DTF). Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui bagaimana desain ilustrasi budaya Betawi dan implementasi teknik cetak sablon yang tepat dengan menggunakan metode DTF pada kaus. Kaus selain menjadi pelindung dan penutup tubuh, dapat menjadi media untuk menunjukkan eksistensi diri dan media informasi tercetak berupa gambar atau teks pada kaus yang biasanya disebut sablon. Penulis melakukan pengumpulan data dengan observasi, studi pustaka, metode survei dan wawancara, serta metode pengujian. Pengujian dilakukan dengan 3 sampel kaus sablon menggunakan 2 parameter pengaturan cetak yang telah ditentukan. Perbedaan hasil warna cetak kaus sablon dihitung dengan menggunakan rumus L*a*b (∆E). Washing test juga dilakukan untuk menguji daya tahan pada sampel kaus sablon tersebut. Kesimpulannya dari ketiga sampel tersebut warna yang dihasilkan teknik cetak sablon metode DTF berbeda dibandingkan dengan warna desain digital dan daya tahannya tidak berkurang setelah dilakukan washing test.