Perancangan Busana Siap Pakai Kain Rami Indonesia Dengan Teknik Jumputan

Indonesia is one of the countries where the dependence of the national textile industry on cotton raw materials is still very high. To reduce this, hemp cloth is expected to become an alternative cellulose fiber because it is widely available. Hemp cloth has several advantages including the strength of the fiber which is twice as large and the absorption capacity of hemp which is higher than cotton, but many people do not know about it and rarely use Indonesian hemp cloth as ready-to-wear clothing. With the high absorbency of the cloth, dyeing on hemp cloth has not been carried out so that the attractiveness of the cloth is still low. The purpose of this writing is to make ready-to-wear clothing made of Indonesian hemp cloth and to dye it using the jumputan tie dye technique which is one of the local wisdoms as an effort to increase the aesthetic value and attractiveness of local hemp. Jumputan is a method of making motifs by tying several parts of the cloth and then soaking them in indigosol and turmeric natural dyes. The method used is a qualitative study of literature, exploration and methods with the Hasso Platner Design Thinking model approach which consists of Emphasize, Define, Ideate, Prototype, and Test. Research shows that the design of ready-to-wear clothing for Indonesian hemp fabrics using the jumputan technique can be carried out by collecting data, identifying problems, making alternative designs which are selected into three designs by the target market aged 27-31 years with arty casual and preppy looks, exploring motifs, making works and evaluating.

Key Word : Nature Fabric; Local Ramie; Ready To Wear; Jumputan.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan ketergantungan industri tekstil nasional terhadap bahan baku kapas masih sangat tinggi, untuk mengurangi hal tersebut kain rami diharapkan menjadi serat selulosa alternatif karena tersediaannya yang banyak. Kain rami memiliki beberapa kelebihan diantaranya kekuatan serat yang dua kali lipat lebih besar dan daya serap rami yang lebih tinggi dari kapas, namun masih banyak yang belum mengetahui serta masih jarang digunakannya kain rami Indonesia sebagai busana siap pakai. Dengan daya serap kain yang tinggi, pewarnaan pada kain rami belum dilakukan sehingga daya tarik kain tersebut masih sedikit. Tujuan penulisan ini adalah untuk membuat busana siap pakai kain rami Indonesia dan melakukan pewarnaan menggunakan teknik ikat celup jumputan yang merupakan salah satu kearifan lokal menjadi salah satu upaya meningkatkan nilai estetika serta daya tarik rami lokal. Jumputan adalah metode pembuatan motif dengan cara mengikat beberapa bagian kain kemudian merendamnya ke dalam pewarna alam indigosol dan kunyit. Metode yang digunakan adalah kualitatif studi literatur, eksplorasi dan metode dengan pendekatan Design Thinking model Hasso Platner yang terdiri dari Emphatize, Define, Ideate, Prototype, dan Test. Penelitian menunjukan bahwa perancangan busana siap pakai kain rami Indonesia dengan teknik jumputan dapat dilakukan dengan penggumpulan data, mengidentifikasi permasalahan, membuat desain alternatif yang dipilih menjadi tiga desain oleh target market usia 27-31 tahun dengan arty casual dan preppy look, melakukan eksplorasi motif, pembuatan karya serta evaluasi karya kepada calon user.

Kata kunci : Serat Alam; Rami Lokal; Busana Siap Pakai; Jumputan.