Perancangan Busana Siap Pakai dengan Teknik Slashquilt dan Anyaman Memanfaatkan Kain Perca Tenun (Studi Kasus : PT. Tamariska Kreasi Nusantara)

Weaving is a traditional cloth that reflects Indonesian characteristics. PT. Tamariska Kreasi Nusantara is a company engaged in the production of ready-towear clothing with the main ingredients being woven and batik to produce postproduction woven patchwork which can damage the environment if not handled properly. The aim of this research is to be able to provide knowledge about the proper use of woven patchwork so that it can become ready-to-wear clothing and has a high selling value. Slashquilt is a variation of the development of the quilting technique in which it is made by sewing together several layers of fabric with prearranged rows of stitches. Webbing is one of the ways in textile production, which is done by crossing woven materials called warp and weft. The method used in this study was qualitative by exploring slashquilt and plait techniques and using the Hasso Platner Design Thinking model approach through the emphatize, define, ideate, prototype, and test stages. Collecting data with interviews, questionnaires, and observation. The results of this study slashquilt and woven techniques can be applied to ready-to-wear clothing with a dramatic casual style and a messy look in early adulthood, aged 26-35 years. Can conclude the use of woven patchwork at PT. Tamariska Kreasi Nusantara is ready-to-wear clothing with slashquilt and woven techniques for men and women in early adulthood 26-35 years.

Keywords: Woven, Slashquilt, Woven patchwork.

Tenun merupakan salah satu kain tradisional yang mencerminkan ciri khas Indonesia. PT. Tamariska Kreasi Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi busana siap pakai dengan bahan utama yaitu tenun dan batik sehingga menghasilkan penumpukan kain perca tenun pasca produksi yang dapat merusak lingkungan apabila tidak di tangani dengan baik. Tujuan dalam penelitian ini dimaksudkan agar mampu memberikan pengetahuan mengenai pemanfaatan kain perca tenun dengan baik sehingga dapat menjadi busana siap pakai dan memiliki nilai jual tinggi. Slashquilt merupakan variasi pengembangan teknik quilt yang dibuat dengan menjahit beberapa lapisan kain dengan barisan jahitan yang sudah diatur sebelumnya. Anyaman merupakan salah satu cara dalam produksi tekstil, yang dilakukan dengan cara menyilangkan bahan anyaman yang disebut lungsi dan pakan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dengan eksplorasi teknik slashquilt dan anyaman serta menggunakan pendekatan Design Thinking model Hasso Platner melalui tahap emphatize, define, ideate, prototype, dan test. Pengumpulan data dengan wawancara, kuesioner, dan observasi. Hasil dari penelitian ini teknik slashquilt dan anyaman dapat diaplikasikan kedalam busana siap pakai dengan style casual dramatic dan messy look usia dewasa awal 26-35 tahun. Dapat disimpulkan pemanfaatan kain perca tenun di PT. Tamariska Kreasi Nusantara menjadi busana siap pakai dengan teknik slashquilt dan anyaman untuk pria dan wanita usia dewasa awal 26-35 tahun.

Kata Kunci: Tenun, Slashquilt, Kain perca tenun.