Implementasi Risk Assessment Untuk Mengidentifikasi Kerusakan Kertas Arsip Statis Kota Semarang Di Arsip Nasional Republik Indonesia

Risk Assessment is a process of identifying and analyzing risks to determine the level of threat/danger to archive damage. The results of the Risk Assessment activitiescan be used to formulate archive preservation policies and strategies in carrying out preservation actions both preventively and curatively. The Risk Assessment activity is an activity that is expected to make it easier to determine steps in prevention, repair,maintenance of physical archives in general, including the information contained therein and can be used to formulate policies. The purpose of writing this final project is to determine the parameters observed in the risk assessment process of Semarang static archival paper, and determine the extent of the damage so that it can be used as a reference to determine whether restoration and reproduction are necessary. The risk assessment steps carried out consist of preparation, implementation and evaluation.Parameters observed in the risk assessment process of Semarang static archive paper included the shape of the binding and the causes of damage to archival documents causedby chemicals, pests and water stains. The results of the archival paper risk assessment Archival paper shows that 60% of documents have a heavy damage rate and 38% of documents have a moderate damage rate and 2% have a light damage rate.. The factors that cause the most damage to archival paper are insects, ink corrosion, foxing stains and acidification, damage due to ink corrosion was 10 files (20%), foxing was 9 files (18%), acidification was 18 files (36%), insects were 13 files (26%)
Keywords: Anri, Damage Identification, Risk Assessment, Semarang Static Archives

Risk Assessment adalah suatu proses mengidentifikasi dan menganalisis risiko untuk menentukan tingkat ancaman/bahaya terhadap kerusakan arsip. Hasil kegiatan Risk Assessment dapat digunakan untuk menyusun kebijakan dan strategi preservasi arsip dalam melakukan tindakan preservasi baik secara preventif maupun kuratif. Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui parameter yang diamati pada proses risk assessment kertas arsip statis Semarang, dan mengetahui tingkat kerusakannya sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan perlu tidaknya restorasi dan reproduksi. Langkah risk assesment yang dilakukan terdiri dari mengunnakan jas lab dan masker,lalu memakai sarung tangan karet kemudian menggambil arsip yang ada di risk assessment, lalu kemudia melakukan pengujian pH menggunakan alat pH meter. Paramater yang diamati pada proses risk assessment kertas arsip statis Semarang meliputi jilidan dan penyebab kerusakan pada dokumen arsip yang dikategorikan menjadi bahan kimia, hama dan noda air. Hasil risk assessment kertas arsip menunjukan bahwa 60% dokumen memiliki tingkat kerusakan berat dan 38% dokumen memiliki tingkat kerusakan sedang dan 2% memiliki tingkat kerusakan ringan. Faktor yang paling banyak mengakibatkan kerusakaan kertas arsip adalah faktor serangga, korosi tinta, noda foxing dan acidifikasi ,kerusakan akibat korosi tinta sebanyak 10 arsip (20%), foxing sebanyak 9 arsip (18%), acidifikasi sebanyak 18 arsip (36%), serangga sebanyak 13 arsip (26%).
Kata kunci: Anri, Identifikasi Kerusakan, Risk Assessment, Arsip Statis Semarang