PERAN SUTRADARA DALAM PENGGALIAN CERITA PERKAWINAN ANAK PADA PROGRAM DOKUMENTER TELEVISI INVESTIGASI “SAH: Perkawinan Anak Dipaksa Atau Terpaksa?”

The investigative television program “SAH: Forced or Forced Child Marriage?” which was prepared to fulfill this Final Project contains a problem in the case of early marriage which is thoroughly discussed from the essence of the case of early marriage in detail from several related angles. Based on the fact sheet (Factsheet) from the ministry of PPN/Bappenas, BPS (Central Statistics Agency) and Unicef that, "The goal is to eliminate all harmful practices, including child marriage by 2030. Even though the prevalence of child marriage in Indonesia is still high, the Government of Indonesia is committed to reach that target”. Based on the following information from the program “SAH: Forced or Forced Child Marriage?” support and encourage these efforts with the aim of opening people's eyes and minds so they do not practice child marriage in their families and even their environment. This is a social problem that is present in the community which is prohibited and dangerous but is still being carried out, giving rise to various bad things that happen by peeling to reveal these problem events using the Ekspositorytype and the Investigative genre. In the investigative documentary program entitled “SAH: Forced or Forced Child Marriage?” the author acts as a Sutradara who is expected to be able to create appropriate stories and visuals to educate the public so they do not engage in child marriage.
Keywords: Director, Documentary, Investigation, Early Marriage, Expository

Program televisi investigasi “SAH: Perkawinan Anak Terpaksa atau Dipaksa?” yang disusun untuk memenuhi Tugas Akhir ini berisikan tentang suatu permasalahan dalam kasus pernikahan dini yang dikupas tuntas dari inti sari kasus pernikahan dini secara mendetail dari beberada sudut terkait. Berdasarkan lembar fakta (Factsheet) dari kementrian PPN/Bappenas, BPS (Badan Pusat Statistik) dan Unicef bahwasanya, “Tujuan untuk menghilangkan semua praktik berbahaya, termasuk anak pernikahan pada tahun 2030. Meskipun pernikahan anak prevalensi di Indonesia masih tinggi, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai target tersebut”. Berdasarkan informasi berikut program “SAH: Perkawinan Anak Terpaksa atau Dipaksa?” mendukung dan mendorong usaha tersebut dengan bertujuan untuk membuka mata dan pikiran masyarakat supaya tidak melakukan perkawinan anak dikeluarga bahkan lingkungannya. Hal tersebut merupakan masalah sosial yang hadir dilingkungan masyarakat yang dilarang dan berbahaya namun masih dilakukan, sehingga menimbulkan berbagai hal buruk yang terjadi dengan mengupas untuk mengungkapkan peristiwa permasalahan tersebut menggunakan tipe Ekspositorydan ber genre Investigasi. Dalam program dokumenter investigasi yang berjudul “SAH: Perkawinan Anak Terpaksa Atau Dipaksa?” penulis berperan sebagai Sutradara yang diharapkan dapat mewujudkan cerita serta visual yang tepat untuk mengedukasi masyarakat supaya tidak melakukan perkawinan anak.
Kata kunci : Sutradara , Dokumenter, Investigasi, Pernikahan Dini, Expository