Arsitektur Khas Tionghoa Pada Masjid Babah Alun Dalam Fotografi Cerita

Masjid Babah Alun merupakan salah satu contoh unik arsitektur religius di Jakarta yang menggabungkan elemen-elemen budaya Tionghoa dengan Islam. Bangunan ini menonjolkan gaya arsitektur khas Tionghoa dengan bentuk segi delapan dan dominasi warna hijau, kuning, dan merah, mirip dengan kelenteng daripada masjid tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengangkat pemahaman tentang akulturasi budaya Tionghoa dan Islam melalui media fotografi cerita yang menyoroti keunikan arsitektur Masjid Babah Alun. Melalui visualisasi foto cerita, penelitian ini memperlihatkan bagaimana masjid ini menjadi cerminan keanekaragaman budaya di Indonesia, mendorong toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan budaya dalam masyarakat. Dengan menghadirkan informasi dan keindahan arsitektur masjid ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian dan pengenalan warisan budaya yang beragam di Indonesia.

Kata kunci: Masjid, Tionghoa, akunturasi, budaya

Babah Alun Mosque is one of the unique examples of religious architecture in Jakarta that combines elements of Chinese culture with Islam. The building features a distinctive Chinese architectural style with an octagonal shape and dominance of green, yellow and red colors, similar to a temple rather than a traditional mosque. This research aims to promote an understanding of the acculturation of Chinese and Islamic culture through the medium of story photography that highlights the unique architecture of Babah Alun Mosque. Through the visualization of photo stories, this research shows how this mosque is a reflection of cultural diversity in Indonesia, encouraging tolerance and respect for cultural differences in society. By presenting the information and architectural beauty of this mosque, it is hoped to raise awareness of the importance of preserving and recognizing Indonesia's diverse cultural heritage.