PENGEMBANGAN MOTIF BATIK SIMALUNGUN PADA BUSANA KASUAL SIAP PAKAI (STUDI KASUS: ARDHINA BATIK MEDAN)

Ardhina Batik Medan is one of the batik craftsmen in North Sumatra which was established on October 1, 2010. The problem that Ardhina Batik Medan has is the lack of development of the latest batik motif variations. The purpose of the research is to develop the latest variations of batik motifs, especially the development of Simalungun batik motifs into ready-to-wear casual clothing with a target market of early adult women aged 21-25 years who live in Medan. Casual fashion is clothing that is simple, practical, comfortable to wear and loose. The research method used is a qualitative, descriptive method through the Hasso Plattner Stanford design thinking model design approach with five stages, namely empathize, define, ideate, prototype, and test. The data collection method used is literature study and observation in exploring Simalungun batik motifs such as Silobur Pinggan, Gundur Mangulapa and Bunga Raya Sayur Matua, observation on the Ardhina Batik Medan company with partner interviews and questionnaires for customers. The results of the research were carried out by making ready-to-use casual fashion models using batik stamps. The conclusion based on the research that has been carried out is that Simalungun batik motifs are more modernized so that they produce motifs that are not noticed and in demand by early adult women.
Keywords: Casual Ready-to-Wear, Motif Batik Simalungun, Ardhina Batik Medan.

Ardhina Batik Medan adalah salah satu pengrajin batik yang ada di Sumatra Utara yang berdiri pada tanggal 1 Oktober 2010. Permasalahan yang dimiliki Ardhina Batik Medan yaitu kurangnya pengembangan variasi motif batik terbaru. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangan variasi motif batik terbaru khususnya pengembangan motif batik Simalungun menjadi sebuah busana kasual siap pakai dengan target market wanita dewasa awal usia 21-25 tahun yang berdomisili di Medan. Busana kasual adalah busana yang sederhana, praktis, nyaman dipakai dan longgar. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif, deskriptif melalui dengan pendekatan perancangan design thinking model Hasso Plattner Stanford dengan lima tahapan yaitu empathize, define, ideate, prototype, dan test. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur dan observasi dalam mengeksplorasi motif batik Simalungun seperti motif Silobur Pinggan, Gundur Mangulapa dan Bunga Raya Sayur Matua, observasi pada perusahaan Ardhina Batik Medan dengan wawancara mitra dan kuisioner untuk pelanggan. Hasil penelitian dilakukan dengan membuat model busana kasual siap pakai menggunakan batik cap. Kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa motif batik Simalungun lebih dimodernisasi sehingga menghasilkan motif yang tidak menoton dan diminati oleh wanita dewasa awal.
Kata Kunci: Busana Kasual Siap Pakai, Motif Batik Simalungun, Ardhina Batik Medan.