Pemanfaatan Kulit Jengkol Sebagai Pewarna Alam Dengan Teknik Shibori Untuk Busana Siap Pakai Wanita Dengan UMKM Ikati

Setelah Sembilan tahun UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Ikati bergelut dalam dunia shibori, mulai muncul kejenuhan konsumen terhadap produk yang di tawarkan. Ikati juga ingin mengembangkan produk dengan pilihan warna yang lebih bervariasi dari produk-produk sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk memanfaatkan kulit jengkol sebagai pewarna alam dengan teknik shibori dan menerapkan pewarna alam kulit jengkol pada busana siap pakai wanita usia 25-30 Tahun di UMKM Ikati dengan teknik shibori. Salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pewarna alami adalah kulit buah jengkol (Pithecellobium jiringa Prain), karena mengandung senyawa tanin. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan design thingking Hasso Platner yang melalui lima tahap (emphtize, define, ideate, prototype dan test). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dan kuisioner. Hasil penelitian bahwa pewarna alam limbah kulit jengkol menghasilkan warna earthtone (coklat dan krem). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan kulit jengkol sebagai pewarna alami dengan teknik shibori dapat menjadi solusi untuk mengatasi kejenuhan konsumen terhadap produk UMKM Ikati. Dengan menerapkan metode design thinking Hasso Platner, penelitian ini berhasil menciptakan busana siap pakai dengan warna earthtone (coklat dan krem) untuk wanita usia 25-30 tahun.

After nine years of UMKM (Micro, Small, and Medium Enterprises) Ikati engaging in the world of shibori, consumer fatigue towards the products offered has started to emerge. Ikati also aims to develop products with more varied color choices than
previous products. The purpose of this research is to utilize jengkol skin as a natural dye with shibori technique and to apply the natural dye from jengkol skin to readyto-wear clothing for women aged 25-30 years at UMKM Ikati using shibori
technique. One plant that has the potential to be developed as a natural dye is the jengkol fruit skin (Pithecellobium jiringa Prain), as it contains tannin compounds. This research uses the Hasso Plattner design thinking approach, which involves
five stages (empathize, define, ideate, prototype, and test). Data for this research was obtained through observation, interviews, and questionnaires. The research results show that natural dyes from jengkol skin waste produce earthtone colors
(brown and cream). It can be concluded that the use of jengkol skin as a natural dye with shibori technique can be a solution to overcome consumer fatigue towards UMKM Ikati's products. By applying the Hasso Plattner design thinking method, this research successfully created ready-to-wear clothing with earthtone colors (brown and cream) for women aged 25-30 years.