PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI INTERAKTIF DENGAN HURUF RAMAH DISLEKSIA SEBAGAI MEDIA EDUKASI INKLUSIF UNTUK ANAK USIA DINI

Children with dyslexia often face difficulties in learning to read due to challenges in recognizing, pronouncing, and writing letters. The lack of inclusive and dyslexia- friendly learning media is one of the obstacles in supporting their education. This study aims to design an interactive illustrated book as an inclusive educational medium to help children with dyslexia learn to read in an enjoyable way. The book, titled Taman Membaca (Reading Garden), is developed using a visual approach and interactive activities such as letter recognition, pronunciation practice, letter puzzles, and word completion. The design process consists of three stages: pre- production (literature study, observation, interviews), production (illustration, layout, activity development), and post-production (evaluation, revision, and testing). Testing was conducted with three children aged 6–7, including two with dyslexia and one without. The method involved observation and guided questions focusing on their ability to recognize, name, match letters, and read words using visual aids. The results showed an improvement in basic literacy skills, particularly in children with dyslexia.

Anak dengan disleksia sering mengalami kesulitan dalam belajar membaca akibat keterbatasan dalam mengenali, mengucapkan, dan menulis huruf. Kurangnya media pembelajaran yang inklusif dan ramah disleksia menjadi tantangan dalam mendukung pendidikan mereka. Penelitian ini bertujuan merancang buku ilustrasi interaktif sebagai media edukasi inklusif yang membantu anak disleksia belajar membaca secara menyenangkan. Buku berjudul Taman Membaca ini dirancang dengan pendekatan visual dan aktivitas interaktif, seperti pengenalan huruf, latihan pengucapan, puzzle huruf, dan melengkapi huruf dalam kata. Proses perancangan meliputi tiga tahap: pra-produksi (studi pustaka, observasi, wawancara), produksi (ilustrasi, tata letak, aktivitas), dan pasca-produksi (evaluasi, revisi, dan pengujian). Pengujian dilakukan pada tiga anak usia 6–7 tahun, terdiri dari dua anak disleksia dan satu non-disleksia. Metode pengujian berupa observasi dan tanya jawab yang menilai kemampuan mengenali, menyebutkan, serta memasangkan huruf, dan membaca kata. Hasil menunjukkan adanya peningkatan kemampuan literasi dasar, khususnya pada anak dengan disleksia.