PERAN PENULIS NASKAH DALAM MEMBANGUN EMOSIONAL SECARA NARATIF PADA PROGRAM FEATURE "TOP CARE"

ABSTRACT
The lack of emotionally resonant and socially impactful television programs remains a significant issue in today’s broadcast media landscape. Many shows focus solely on ratings without considering the emotional depth or educational value they might offer to viewers. “TOP CARE” is a human interest feature program designed to address this gap by showcasing the stories of dedicated social workers who care for and empower people with disabilities. The scriptwriter plays a vital role in shaping the narrative—not only to inform but also to emotionally engage the audience and foster a strong connection with the characters portrayed. Through thorough research, field observations, and interviews, the writer develops a two-column script that harmonizes visuals and audio, creating an immersive and touching viewing experience. The use of poetic diction, structured storytelling, and heartfelt dialogue serves as the core element in delivering humanitarian messages effectively. The scriptwriter is also involved in all stages of production and post-production, ensuring that the written narrative is faithfully brought to life in alignment with the program’s vision. “TOP CARE” illustrates that a scriptwriter is more than a wordsmith—they are an emotional architect capable of shaping public perception and fostering empathy through authentic and meaningful storytelling.

ABSTRAK
Minimnya tayangan televisi yang memiliki kedalaman emosional dan memberikan dampak sosial yang nyata merupakan tantangan dalam dunia penyiaran saat ini. Banyak program hanya mengejar rating tanpa mempertimbangkan nilai edukatif atau empatik yang dapat menyentuh hati penonton. “TOP CARE” hadir sebagai program feature human interest yang bertujuan untuk mengisi kekosongan tersebut dengan menyajikan kisah para petugas sosial yang dengan tulus merawat dan memberdayakan penyandang disabilitas. Penulis naskah memiliki peran krusial dalam membentuk narasi yang tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mampu menggugah emosi dan membangun kedekatan antara penonton dan subjek cerita. Dengan melakukan riset mendalam, observasi lapangan, dan wawancara, penulis menyusun naskah dua kolom yang menyelaraskan elemen visual dan audio untuk menciptakan pengalaman menonton yang mengena. Pemilihan diksi yang puitis, struktur cerita yang runtut, serta dialog yang menyentuh, menjadi kekuatan utama dalam menyampaikan pesan kemanusiaan. Penulis naskah juga terlibat aktif dalam setiap tahapan produksi hingga pasca-produksi untuk memastikan naskah terimplementasi secara utuh dan sesuai visi program. “TOP CARE” menunjukkan bahwa penulis naskah bukan sekadar penata kata, melainkan arsitek emosi yang mampu membentuk opini publik dan mendorong empati sosial melalui kekuatan cerita yang autentik, dramatis dan dapat menyentuh hati para penonton, sehingga pesannya dapat tersampaikan.