PENGARUH TENSION DAN SPEED DI MESIN EXTRUSION LAMINASI TERHADAP KUALITAS BARIER KEMASAN MONOMATERIAL SNACK XX

Monomaterial packaging is an environmentally friendly alternative due to its ease
of recycling; however, it carries a risk of cracking in the barrier layer. Cracking
reduces the packaging's ability to protect the product, making barrier quality a
crucial aspect. This study aims to analyze the effect of tension and speed parameters
in the extrusion lamination machine on the barrier quality of monomaterial snack
XX packaging through visual inspection, bonding strength, and Water Vapor
Transmission Rate (WVTR) tests. The research is experimental, using tension
variations of 30–50 kgf and speed variations of 130–150 m/min, analyzed with
simple linear regression. The results show that tension has a more significant effect
on barrier quality than speed, especially on bonding strength and WVTR. Excessive
tension increases the risk of cracking and WVTR above the standard. Conversely,
increased speed can improve bonding strength but may also increase the risk of
cracking if not balanced with proper tension. The optimal combination was found
at 45 kgf tension and 145 m/min speed, producing no cracking, bonding strength
≥150 g/15 mm, and WVTR ≤ 0.5 g/m²/day.

Kemasan monomaterial merupakan alternatif ramah lingkungan karena mudah
didaur ulang, namun berisiko mengalami cracking pada lapisan barrier. Cracking
menurunkan kemampuan kemasan dalam melindungi produk, sehingga kualitas
barrier menjadi aspek penting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh parameter tension dan speed pada mesin extrusion laminasi terhadap
kualitas barrier kemasan monomaterial snack XX, melalui uji visual inspection,
bonding strength, dan Water Vapor Transmission Rate (WVTR). Penelitian ini
bersifat eksperimental dengan variasi tension 30 –50 kgf dan speed 130 –150
m/min, dianalisis menggunakan regresi linier sederhana. Hasil menunjukkan bahwa
tension memiliki pengaruh lebih signifikan terhadap kualitas barrier dibandingkan
speed, terutama pada parameter bonding strength dan WVTR. Tension yang terlalu
tinggi meningkatkan risiko cracking dan WVTR melebihi standar. Sebaliknya,
peningkatan speed dapat meningkatkan bonding strength namun juga memperbesar
risiko cracking jika tidak diimbangi dengan tension yang tepat. Kombinasi optimal
diperoleh pada tension 45 kgf dan speed 145 m/min dengan hasil tanpa cracking,
bonding strength ≥150 g/15 mm, dan WVTR ≤ 0,5 g/m²/hari.