Pembuatan Busana Upcycle Remaja Dengan Teknik Sashiko Pada Brand Lumao Thrift Store

Fast fashion drives a consumptive lifestyle, as rapidly changing clothing trends cause garments to be worn for only a short time. Thrifting offers an alternative solution; however, unsold garments have the potential to become new waste. The phenomenon of textile waste accumulation occurs at Lumao Thrift Store, where 25% consists of denim garments, caused by factors such as less popular designs and sizes that do not match local market needs. Unsold clothing at Lumao Thrift Store ends up in landfills without undergoing any reuse process. This study aims to minimize the accumulation of textile waste, particularly unwanted denim clothing, by applying the upcycle sashiko technique in creating innovative and marketable ready-to-wear apparel for youth. The theory used is exploration theory. The research method applied is qualitative with Hasso Plattner’s design thinking approach, consisting of empathize, define, ideate, prototype, and test stages. The findings show that applying the upcycle technique to unsold thrift clothing can be an alternative solution to reduce the amount of wasted thrift items. The final product consists of four men’s apparel sets in Art Casual style with an avant-garde streetwear look, intended for late-teen males aged 20–24.

Fast fashion memicu gaya hidup konsumtif karena tren pakaian cepat berubah menyebabkan pakaian hanya digunakan dalam waktu singkat. Thrifting menjadi solusi alternatif, namun busana yang tidak terjual berpotensi menjadi limbah baru. Fenomena penumpukan sampah tekstil ini terjadi di Lumao Thrift Store, di mana 25% di antaranya merupakan busana berbahan denim yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti model busana yang kurang diminati dan ukuran yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar lokal. Pakaian yang tidak terjual pada Lumao Thrift Store berakhir di tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses pemanfaatan terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalisir penumpukan sampah tekstil khususnya pakaian denim yang kurang diminati dengan menerapkan teknik upcycle sashiko dalam pembuatan busana ready to wear remaja yang inovatif dan berdaya jual. Teori yang digunakan adalah teori eksplorasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan design thinking Hasso Plattner melalui tahapan empathize, define, ideate, prototype, dan test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknik upcycle pada pakaian thrift yang tidak terjual dapat menjadi alternatif solusi untuk meminimalisir jumlah sampah thrift yang terbuang. Produk akhir berupa empat set busana pria dengan style Art Casual dan look Avant Garde Streetwear, ditujukan untuk pria remaja akhir dengan rentang usia 20–24 tahun.