PENGGUNAAN ACTION CAMERA UNTUK PENGAMBILAN GAMBAR DINAMIS PADA PROGRAM DOKUMENTER DOLANAN NUSANTARA

This final project report discusses the use of a 360-degree action camera in
capturing dynamic footage for the documentary program Dolanan Nusantara, an
educational series that highlights traditional Indonesian games as both cultural
heritage and a medium for ethnomathematical learning. This type of camera is used
to capture difficult angles such as low angle, point of view (POV), and top angle
shots, resulting in immersive and engaging visuals. The flexibility of the 360-degree
camera in terms of mounting options allows for greater visual exploration. The role
of the cinematographer is crucial in developing visual concepts, selecting the
appropriate types of cameras, and managing shot rhythm from pre-production
through post-production. The combination of main cameras with action cameras
successfully creates aesthetic and informative visual continuity. The strategic use
of four cameras increases time efficiency, shooting flexibility in the field, and
readiness for spontaneous moments. The resulting documentary serves not only as
entertainment and cultural preservation, but also as a contextual, interactive, and
inspiring learning tool for audiences of all ages.
Keywords: action camera, dokumenter, dolanan, sinematografi, permainan
tradisional

Laporan tugas akhir ini membahas pemanfaatan kamera aksi 360 derajat dalam
pengambilan gambar dinamis untuk program dokumenter Dolanan Nusantara,
sebuah program edukatif yang mengangkat permainan tradisional Indonesia
sebagai warisan budaya sekaligus media pembelajaran etnomatematika. Kamera
jenis ini digunakan untuk menangkap sudut-sudut yang sulit dijangkau oleh kamera
biasa, seperti sudut rendah, sudut pandang subjek, dan sudut atas, sehingga
menghasilkan visual yang imersif dan menarik. Keunggulan kamera 360 derajat
dalam hal fleksibilitas pemasangan memberikan ruang yang lebih luas untuk
eksplorasi visual. Peran penata kamera sangat penting dalam merancang konsep
visual, memilih jenis kamera yang sesuai, serta mengatur ritme gambar dari tahap
praproduksi hingga pascaproduksi. Penggabungan antara kamera konvensional dan
kamera aksi terbukti mampu menciptakan kesinambungan visual yang estetis dan
informatif. Strategi penggunaan empat kamera secara bersamaan memungkinkan
efisiensi waktu, fleksibilitas dalam pengambilan gambar di lapangan, serta
kesiapsiagaan dalam menangkap momen-momen spontan yang bernilai. Hasil
dokumenter ini tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan dan pelestarian
budaya, tetapi juga menjadi alat bantu pembelajaran yang kontekstual, interaktif,
dan inspiratif bagi penonton dari berbagai kalangan usia.
Kata kunci: kamera aksi, dokumenter, dolanan, sinematografi, permainan
tradisional