PEMBUATAN BUSANA ABAYA DENGAN TEKNIK BORDIR BERMOTIFKAN WUNGA ARUNA KHAS NUSA TENGGARA BARAT (STUDI KASUS: SYIRINTHLB.BASIC)

Saat ini, Syirinthalib.basic sedang ingin memberikan inovasi baru pada busana
abaya yang akan diproduksi. Busana-busana abaya sebelumnya yang diproduksi
hanya bordir yang terinspirasi dari yang sudah ada sebelumnya, desain bordir
tersebut sudah banyak digunakan. Masalah yang diteliti adalah busana abaya dan
melestarikan dengan bordir bermotifkan Wunga Aruna khas Nusa Tenggara Barat,
bertujuan untuk membuat busana abaya menggunakan bordir dengan motif Wunga
Aruna Nusa Tenggara Barat. Metode penelitian menggunakan teori Hasso Plattner
melalui lima tahapan yaitu emphatize, define, ideate, prototype dan test evaluation.
Data yang digunakan observasi, wawancara, studi literatur, studi brand, kuesioner.
Hasil penelitian ini adalah bisa membuat busana abaya dengan bordir Wunga Aruna
khas Nusa Tenggara Barat sehingga bisa dilestarikan.

Currently, Syirinthalib.basic is aiming to introduce new innovations in the
production of abaya. The previously produced abayas featured embroidery inspired
by existing designs, which have become widely used. The research problem focuses
on abaya garments and aims to preserve them with embroidery featuring the Wunga
Aruna motif from West Nusa Tenggara. The goal is to create abaya using
embroidery with the Wunga Aruna motif from West Nusa Tenggara. The research
method is using Hasso Plattner’s theory through five stages: empathize, define,
ideate, prototype, and test evaluation. The data used include observations,
interviews, literature reviews, brand studies, and questionnaires. The result of this
research is the ability to produce abaya with the distinctive Wunga Aruna
embroidery from West Nusa Tenggara, thus helping to preserve this cultural
heritage.