EKSPLORASI TEKNIK ANYAMAN DAN VARIASI SULAMAN PADA UPCYCLE BAJU THRIFT

The rapid growth of the fast fashion industry has caused significant environmental damage. Gaya Ithing, a thrift store located in the Senen market, mainly serves female customers between the ages of 21 and 26. The store faces issues with unsold garments due to product defects and monotonous visuals. This study addresses the challenge of designing attractive and unique garments through the application of weaving and embroidery techniques. Its objective is to develop creative designs by upcycling thrifted clothing using varied weaving and hand embroidery styles. The research method involves observation and interviews, using the design thinking approach based on the Hasso Plattner model from Stanford, which includes five phases: empathize, define, ideate, prototype, and test. The result of the study is the design and creation of four garments suitable for formal and semi-formal occasions, utilizing woven and embroidered elements. The conclusion indicates that the upcycling strategy promotes a fashion culture that helps reduce the volume of unsold clothing.

Berdasarkan perkembangan industri fast fashion yang pesat membawa dampak signifikan terhadap kerusakan lingkungan. Toko Gaya Ithing merupakan salah satu toko thrift pada pasar Senen, konsumen yang biasa membeli pakaian pada toko ini yaitu wanita dengan range umur 21-26 tahun. Di perusahaan Gaya Ithing terdapat penumpukkan pakaian yang tidak terjual karena cacat dan visual yang monoton. Permasalahan dalam penelitian ini bagaimana merancang desain yang menarik dan unik pada busana dengan penerapan teknik anyaman dan sulaman. Tujuan dari penelitian ini bisa merancang desain yang menarik dan unik dengan teknik anyaman dan variasi sulaman pada upcycle baju thrift. Metode yang digunakan melalui observasi dan wawancara dengan pendekatan design thinking (Hasso Plattner dari Stanford), yang terdapat 5 tahapan empathize, define, ideate, prototype, dan test. Hasil penelitian nya merancang dan membuat 4 (empat) busana yang digunakan untuk acara formal maupun semi formal dengan penggunaan teknik anyaman dan variasi sulaman. Kesimpulannya yaitu strategi upcycle dapat mendorong budaya mode yang mengurangi jumlah pakaian yang tidak terjual.