LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN GAME EDUKASI ADVENTURE 2D UNTUK PELESTARIAN EKOSISTEM LAUT BERLATAR BELAKANG SUKU BAJO

Pencemaran laut akibat aktivitas manusia, khususnya pembuangan sampah plastik, menjadi ancaman serius terhadap kelestarian ekosistem laut di Indonesia. Kurangnya kesadaran generasi muda terhadap isu lingkungan serta mulai terpinggirkannya budaya lokal seperti Suku Bajo menjadi latar belakang perlunya media pembelajaran yang edukatif dan menarik. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan game edukasi petualangan 2D berbasis Android berjudul BORNO: Penjaga Laut, yang mengangkat tema pelestarian ekosistem laut dan pengenalan budaya Suku Bajo. Pengembangan dilakukan dengan metode Game Development Life Cycle (GDLC) yang mencakup tahap inisiasi, pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. Game ini menyajikan fitur eksplorasi, misi penyelamatan biota laut, interaksi karakter, serta alur cerita edukatif. Pengujian dilakukan terhadap 10 responden berusia 7–12 tahun melalui pre-test dan post-test. Hasil menunjukkan indeks penerimaan pre-test sebesar 91,43% (kategori baik), dan post-test sebesar 100% (kategori sangat baik), yang menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan. Sementara itu, hasil kuisioner pengalaman bermain memperoleh total 99,11%, yang menunjukkan bahwa game ini memberikan pengalaman bermain yang sangat baik dan positif. Berdasarkan hasil tersebut, BORNO: Penjaga Laut dinyatakan layak dan efektif sebagai media pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kesadaran pelestarian laut dan pengenalan budaya lokal.

Marine pollution caused by human activities, particularly the disposal of plastic waste, poses a serious threat to the sustainability of Indonesia's marine ecosystems. The lack of environmental awareness among younger generations and the gradual marginalization of local cultures such as the Bajo Tribe underscore the need for engaging and educational learning media. This study aims to design and develop a 2D educational adventure game for Android titled BORNO: Guardian of the Sea, which promotes marine ecosystem preservation and introduces the cultural values of the Bajo Tribe. The development process utilized the Game Development Life Cycle (GDLC) method, consisting of initiation, pre-production, production, and post-production stages. The game features exploration, marine life rescue missions, character interaction, and an educational storyline, and is targeted at users aged 7–12 years. Testing was conducted on 10 respondents through pre-test and post-test evaluations. Results show a pre-test acceptance index of 91.43% (categorized as good), and a post-test acceptance index of 100% (categorized as very good), indicating a significant increase in understanding. Additionally, the gameplay experience questionnaire received a score of 99.11%, reflecting a highly positive response to the game's visual, audio, storyline, and mechanics. Based on these findings, BORNO: Guardian of the Sea is deemed feasible and effective as an interactive educational medium to raise awareness of marine conservation and promote local cultural heritage.