Fotografi Cerita Human Interest: Mak Tarwit Sebagai Pemulung di Usia Senja

ABSTRACT
Photojournalism is a visual form closely related to the world of reporting, where each
image contains informational value and is worthy of publication. One of the genres within
it is Human Interest photography, which highlights the humanitarian aspect to evoke
empathy. This final project raises the story of Mak Tarwit, a 75-year-old elderly woman
who lives alone and relies on scavenging for a living in Jakarta. Through a narrative
photography approach and black-and-white aesthetics, this work deeply documents Mak
Tarwit's physical and emotional condition, while also reflecting the social and economic
disparities that still exist in the capital's center. The application of the EDFAT method
aims to create a systematic and communicative visual flow, while the choice of black-and
white enhances the dramatic nuance and focuses on expression and texture. The purpose
of this work is not only to serve as aesthetic documentation but also as a means of
education and humanitarian advocacy, to raise awareness and empathy in society
towards vulnerable groups that are often marginalized. There are several literature
reviews that the author uses, namely journalistic photography, journalistic news values,
human interest, storytelling photography, exposure triangle, lighting, and the techniques
used by the author, which are rule of thirds and framing, as well as the perspectives used,
which include eye level, high angle, frog eye, and low angle. In terms of implementation
methods, the author undertakes several work steps, such as data collection, pre
production, production process, and post-production.

ABSTRAK
Fotografi jurnalistik merupakan bentuk visual yang erat kaitannya dengan dunia
pemberitaan, di mana setiap gambar mengandung nilai informasi dan layak
dipublikasikan. Salah satu genre di dalamnya adalah fotografi Human Interest, yang
menyoroti sisi kemanusiaan untuk membangkitkan empati. Tugas Akhir ini mengangkat
kisah Mak Tarwit, seorang wanita lansia berusia 75 tahun yang hidup sebatang kara dan
menggantungkan hidupnya dari pekerjaan memulung di Jakarta. Melalui pendekatan
fotografi naratif dan estetika hitam-putih, karya ini mendokumentasikan kondisi fisik dan
emosional Mak Tarwit secara mendalam, sekaligus merefleksikan ketimpangan sosial
dan ekonomi yang masih terjadi di pusat ibu kota. Penerapan Metode EDFAT bertujuan
menyusun alur visual yang sistematis dan komunikatif, sementara pilihan hitam-putih
memperkuat nuansa dramatik serta fokus pada ekspresi dan tekstur. Tujuan karya ini
tidak hanya menjadi dokumentasi estetis, tetapi juga sarana edukasi dan advokasi
kemanusiaan, guna menggugah kesadaran serta empati masyarakat terhadap kelompok
rentan yang kerap terpinggirkan. Terdapat beberapa tinjauan pustaka yang peulis gunakan
yaitu, fotografi jurnalistik, nilai berita jurnalistik, human interest, fotografi cerita, triangle
exposure, pencahayaan dan penggunaan teknik yang penulis gunakan yaitu rule of thrids
dan freaming lalu penggunaan sudut pandang yang digunakan yaitu, eye level, high
angle, frog eye dan low angle. Pada metode pelaksanaan, penulis melakukan beberapa
langkah kerja, seperti pengumpulan data, praproduksi, proses produksi, dan
pascaproduksi.