PENERAPAN RITME EDITING DALAM MEMBANGUN STRUKTUR DRAMATIK FILM PENDEK "MEJA YANG TAK PERNAH SEPI"

Short films require concise storytelling and emotional delivery, which means each cinematic element must function effectively including editing. This study explores the use of external rhythm in the editing process of the short film “Meja yang Tak Pernah Sepi” as a strategy to build dramatic structure. The story focuses on the emotional conflict between a father and his son, with the editor constructing rhythm through shot duration, pacing, and emotional phases to create a coherent dramatic flow. Karen Pearlman’s concept of cutting rhythm serves as the foundation for developing both visual and emotional dynamics. The result shows that editing rhythm influences audience emotional engagement and strengthens the narrative within the short film format. Through both systematic and intuitive approaches, editing functions not only as a visual arrangement but also as a dramaturgical tool to convey tension and emotion effectively. This study demonstrates the importance of external rhythm in constructing dramatic impact in short films.

Film pendek menuntut penyampaian cerita dan emosi secara padat, sehingga setiap elemen sinematik harus berfungsi optimal termasuk editing. Penelitian ini membahas penerapan ritme eksternal dalam proses penyuntingan film pendek “Meja yang Tak Pernah Sepi” sebagai strategi membangun struktur dramatik. Dengan latar cerita yang mengangkat konflik emosional antara ayah dan anak, editor berupaya mengolah ritme melalui tempo potongan, durasi shot, dan fase emosional untuk membentuk kesinambungan dramatik yang intens. Teori dari Karen Pearlman mengenai cutting rhythm menjadi dasar dalam membangun dinamika visual dan emosional. Hasil penciptaan menunjukkan bahwa ritme editing dapat memengaruhi keterlibatan emosional penonton serta memperkuat narasi dalam batas durasi film pendek. Melalui pendekatan sistematis dan intuitif, penyuntingan tidak hanya menyusun alur visual tetapi juga menjadi instrumen dramaturgi untuk menyampaikan konflik dan emosi secara efektif. Penelitian ini membuktikan pentingnya ritme eksternal sebagai konstruksi dramatik dalam film pendek.