Perancangan 3d Environment Dengan Teknik Toon Shadder Dalam Mempresentasikan Budaya Sumatera Barat Pada Film Animasi “Oxeye Daisy”

ABSTRAK
The short animated film “Oxeye Daisy” is a work that raises the theme of the five
stages of grief with a cultural and environmental background typical of West
Sumatra. With a beautiful environment, houses with gonjong roofs, and a typical
West Sumatran landscape, this animated film presents a strong nuance in
supporting a deep emotional narrative. The purpose of making this film is to provide
education about the culture and environment of the West Sumatran background
which is visualized from the design of a 3D environment using the Toon shader
technique with several 3D animation software such as Blender and Maya. The film
“Oxeye Daisy” not only presents a touching story, but also offers an appreciation
of Minangkabau culture through an artistic cinematic approach.
Keywords: 3D Environment, Toon shader, Atap bergonjong.

Film animasi pendek “Oxeye Daisy” merupakan sebuah karya yang mengangkat
tema five stage of grief (Lima Tahapan Kesedihan) dengan latar budaya dan
lingkungan khas Sumatera Barat. Dengan latar lingkungan yang asri, rumah atap
bergonjong, serta landscape khas Sumatera Barat, film animasi ini menyajikan
nuansa yang kuat dalam mendukung narasi emosional yang mendalam.Tujuan
dibuatnya film ini adalah untuk mememberikan edukasi tentang budaya dan
lingkungan dari latar Sumatera Barat yang di visualisasikan dari perancangan
environment 3D menggunakan teknik Toon shader dengan beberapa software 3D
animasi seperti Blender dan Maya. Film “Oxeye Daisy” ini tidak hanya
menghadirkan kisah yang menyentuh, tetapi juga menawarkan apresiasi terhadap
budaya Minangkabau melalui pendekatan sinematik yang artistik.
Kata kunci: Environment 3D, Toon shader, Atap bergonjong.