ANALISIS USER INTERFACE DAN USER EXPERIENCE APLIKASI M-PASPOR DENGAN METODE BASIC UX

E-Government incorporates technology into public services, although Indonesia
has made strides, some gaps remain. One such example is the M-Paspor app. Despite having over 5 million downloads as of July 2025, it has a low 2.4 star rating on Google Play Store, reflecting widespread user dissatisfaction. This research evaluates the app’s user experience using the Basic UX framework (beauty, accessibility, simplicity, intuitiveness, and consistency) and Likert scale surveys. Initial results from 32 questionnaire respondents and 3 user interviews reveal poor performance in all areas except consistency. A redesigned version was then tested with 30 users, showing significant improvement in all Basic UX variables: the mean value of beauty rose from 0.51 to 1.21, accessibility from 0.81 to 1.21, simplicity from 0.7 to 1.35, intuitiveness from 0.68 to 1.48 and consistency from 1.14 to 1.43.

E-Government merupakan penerapan teknologi dalam layanan publik. Penerapannya di Indonesia semakin berkembang, namun tidak tanpa kekurangan. Salah satu contohnya adalah aplikasi M-Paspor yang meski telah diunduh lebih dari 5 juta kali per Juli 2025, namun hanya memiliki rating 2.4 dari 5 di Google Play Store. Penelitian ini menilai pengalaman pengguna aplikasi M-Paspor secara keseluruhan, menggunakan metode Basic UX (beauty, accessibility, simplicity, intuitiveness, and consistency) dan survei Skala Likert. Hasil penilaian awal dari 32 responden kuesioner dan 3 wawancara pengguna menunjukkan ketidakpuasan pegguna di semua variabel Basic UX, kecuali konsistensi. Setelah dilakukan desain ulang dan diuji ke 30 pengguna, desain baru menunjukkan peningkatan di semua variabel Basic UX.: skor mean dari variabel beauty meningkat dari 0.51 ke 1.21, accessibility meningkat dari 0.81 ke 1.21, simplicity meningkat dari 0.7 ke 1.35, intuitiveness meningkat dari 0.68 ke 1.48 dan consistency meningkat dari 1.14 ke 1.43