Pengembangan Motif Golok, Kembang Kelapa, Dan Pemanfaatan Motif Bambu Pada Busana Kerja Wanita Di Gandaria Batik Betawi

Established in 2012, Gandaria Batik Betawi is a micro, small, and medium
enterprise (MSME) specializing in high-quality hand-drawn and stamped batik,
highlighting decorative patterns that reflect Betawi cultural heritage. Over time, the
Golok and Kembang Kelapa motifs have not undergone significant design renewal,
while the Bamboo motif has yet to be reintroduced into the product line, potentially
reducing its appeal among younger consumers. This study aims to design women’s
workwear that integrates the development of the Golok and Kembang Kelapa motifs
with the revitalization of the Bamboo motif, aligning with contemporary market
demands while preserving the cultural and aesthetic values of Betawi heritage. The
research employed a qualitative method with the Design Thinking approach from
Hasso Plattner Stanford, comprising the stages of empathize, define, ideate,
prototype, and test. Data collection was conducted through interviews,
observations, and questionnaires administered to respondents representing the
target market segment. The design outcomes applied the Pantone NYFW 2025 trend
colors, Hot Chocolate and Gardenia, resulting in workwear pieces with a classic
casual style and arty look. The integration of the three motifs produced designs that
are modern, elegant, and deeply rooted in Betawi cultural identity. This research
concludes that such motif development strategies are effective in enhancing product
innovation and expanding Gandaria Batik Betawi’s market reach.
Keywords: Betawi Batik, Golok motif, Kembang Kelapa, Bamboo motif,
women’s workwear
Gandaria Batik Betawi, yang berdiri sejak tahun 2012, merupakan usaha mikro kecil
menengah (UMKM) yang berfokus pada produksi batik tulis dan cap dengan
menonjolkan ragam hias khas budaya Betawi. Dalam perkembangannya, motif
Golok dan Kembang Kelapa belum mendapatkan pembaruan desain secara
signifikan, sementara motif Bambu belum pernah diintegrasikan kembali dalam
koleksi busana, sehingga berpotensi menurunkan daya tarik di kalangan konsumen
muda. Penelitian ini bertujuan menghasilkan rancangan busana kerja wanita yang
mengombinasikan pengembangan motif Golok dan Kembang Kelapa serta
pemanfaatan motif Bambu, sehingga selaras dengan kebutuhan pasar sekaligus
mempertahankan nilai estetika dan filosofi budaya Betawi. Metode penelitian yang
digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan design thinking dari Hasso Platner
Stanford, mencakup tahapan empathize, define, ideate, prototype, dan test. Data
diperoleh melalui wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner kepada
responden yang sesuai dengan segmentasi pasar. Hasil perancangan menunjukkan
penggunaan palet warna tren Pantone NYFW 2025, Hot Chocolate dan Gardenia,
menghasilkan busana kerja bergaya classic casual dengan arty look. Integrasi ketiga
motif tersebut memberikan kesan modern, elegan, dan tetap merepresentasikan
identitas budaya Betawi.
Kata Kunci: Batik Betawi, motif Golok, Kembang Kelapa, motif Bambu,
busana kerja wanita.