PENGEMBANGAN MOTIF ORNAMEN GORGA BATAK TOBA PADA BUSANA SIAP PAKAI REMAJA

Currently, the younger generation does not recognize Indonesian cultural arts because of the times. The assumption that clothing with elements of archipelago ornaments is considered too old nowadays, too formal, less varied, resulting in the lack of interest of the younger generation in clothing with ornamental patterns, especially Batak Toba gorga ornaments. This research aims to develop Toba Batak gorga ornament motifs with more varied and modern stilations, and create a collection of ready-to-wear clothes for teenagers that are contemporary and varied. By conducting an exploration method, namely stilation and distortion of the original gorga batak toba ornament motif. This research used the Design Thinking approach from the Hasso Plattner Institute of Design at Stanford, which involves five stages (empathize, define, ideate, prototype, and test). Research data were obtained through observation, interviews, and questionnaires. The results showed that the Toba Batak gorga ornament motifs could be developed into a more varied and modern look, and produce more contemporary teenage ready-to-wear clothing using digital printing techniques. The conclusion of this research is that the Toba Batak gorga ornament can be made into a more varied and contemporary teenage fashion design, so as to preserve cultural heritage while meeting the needs of teenage fashion.

Pada saat ini generasi muda tidak mengenali kesenian budaya Indonesia, karena faktor perkembangan zaman. Anggapan busana dengan unsur ornamen nusantara dianggap terlalu old dimasa sekarang, terlalu formal, kurang bervariasi, mengakibatkan kurangnya minat generasi muda akan busana dengan corak ornamen, khususnya ornamen gorga batak toba. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan motif ornamen gorga Batak Toba dengan stilasi yang lebih bervariasi dan modern, serta menciptakan koleksi busana siap pakai untuk remaja yang kekinian dan bervariasi. Dengan melakukan metode eksplorasi yaitu stilasi dan distorsi motif ornamen asli gorga batak toba. Penelitian ini menggunakan pendekatan Design Thinking dari Hasso Plattner Institute of Design di Stanford, yang melibatkan lima tahap (emphatize, define, ideate, prototype, dan test). Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif ornamen gorga Batak Toba dapat dikembangkan menjadi lebih bervariasi dan modern, serta menghasilkan busana siap pakai remaja yang lebih kekinian dengan menggunakan teknik digital printing. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa ornamen gorga Batak Toba dapat dibuat dalam desain busana remaja yang lebih bervariasi dan kekinian, sehingga dapat melestarikan warisan budaya sekaligus memenuhi kebutuhan busana remaja.